Saturday, April 21, 2012

Cerpen Motivasi : Kenangan dibalik Keberhasilan


Sore hari, ketika ku bereskan  gudang rumahku, ku temukan secarik kertas berwarna merah muda, ku baca dan ternyata isinya adalah puisi curahan hatiku dulu yang menurutku berlebihan, “ Dulu semua terasa indah, dulu lelahku tak berarti, dulu hatiku terasa hidup, dulu bebanku terasa ringan, tapi itu dulu yang kini tinggalah sebuah kenangan, kenangan yang sulit tuk dilupakan , kenangan yang membuat tetesan air mata tak tertahan, kini hilanglah  sebuah harapan yang diawali dengan  perpisahan, diiringi dengan tangisan, dan disambut dengan sebuah penyesalan dan diakhiri dengan rasa kesepian, karena telah kehilangan, sebuah angan kini tinggalah sebuah penantian, yang ku tak tahu entah sampai kapan, sungguh tak mampu tuk melangkah kedepan, tak sanggup ku melupakan, kini yang tersisa hanyalah sebuah kenangan yang menyedihkan, semoga ini memang jalan terbaik tuk tahap awal menuju masa depan dengan kehampaan” itulah isi puisinya. setelah kubaca ku tersenyum teringat masa remaja ku dulu yang diwarnai kesedihan dan kegembiraan.
*****
       Berawal  ketika kududuk dibangku  SMA kelas 2, pada saat itu ku menjadi ketua OSIS disekolah, ketika sekolahku mengadakan acara  turnamen basket antar sekolah,ketika itu pula ku bertemu dengan seorang laki-laki bernama Putra,  dia bersekolah di SMA Nusa Bangsa, sekolah itu dekat dengan sekolah dimana aku belajar, pada saat itu dia melihatku dan ingin berkenalan denganku, dia meminta kepada temanku yang juga temannya bernama Fatyah  untuk mengenalkan dia dengan aku,  “ Ana temen gue ada yang mau kenalan tuh sama lu, katanya dia suka sama lu” kata Fatyah, “ Arggh maksud lu, orang ga jelas gitu di tanggepin” jawab ku, “ Dih dia itu temen gue tau, dia juga ketua OSIS disekolahnya, dijamin lu ga bakal nyesel deh kenal dia, ayolah”  kata Fatyah dengan muka yang  berharap, “ Iya deh terserah lu aja” jawabku terpaksa,

     Lalu pada malam hari ketika ku mengerjakan Pr, “ Beep.. Beep.. Beep..” tiba-tiba hpku berdering, lalu ku ambil  dan ku jawab telepon itu, “ Haloo Assalamualaikum..” kataku. “ Waalaikumsalam” jawab penelepon, “Dengan siapa dan ada perlu apa?”  tanyaku“ Gue Putra temen Fatyah” jawabnya. sejenak ku terkejut karena bingung dari mana dia mendapat nomorku, dan tuduhanku seketika tertuju pada Fatyah, karena dialah yang tadi memaksa disekolah, dan ku jawab lagi “ Oh, ada perlu apa ya? “tanyaku, “ Ga ada apa-apa ko, Cuma pengen  kenal aja” jawabnya. Lalu dengan kesal  ku tutup percakapan itu dengan mematikan  hp ku, namun setelah itu dia terus meneleponku dan mengirimkan sms, namun tak ku jawab  dan tak ku balas.

      Setelah beberapa minggu kemudian dia terus meneleponku dan mengirimkan sms, hal itu membuatku kesal dan tak habis pikir mengapa sampai segitunya putra padaku, lalu  pada hari minggu ketika ku menonton televisi, dia mengirimkan sms lagi, dan pada saat itu kubalas, karena rasa kasihanku pada dia, dan itu terus berlanjut hingga ternyata ku tahu dia orang yang asik diajak bercanda dan bertukar cerita.

       Hari demi haripun berlalu, tidak terasa kini ku semakin dekat dengan dia, kitapun jadi berteman, meski jarang bertemu karena kesibukan masing-masing disekolah, namun kami tetap berkomunikasi melalui via handphone. Kita selalu berbagi canda dan tawa, dan saat itu ku merasakan sesuatu yang berbeda dalam hariku, ku lebih ceria dan bahagia sampai temanku pun bertanya, “ Ana  kamu kenapa ko senyum-senyum sendiri,lagi mikirin apa?”, Tanya Tasya, teman sebangku, ‘’ hhm ga apa-apa ko” jawabku gugup, awalnya aku tak mengerti yang terjadi, dan setelah  , dan itu membuat
Jkusadari ternyata ku terkena virus merah jambu ,hihi  hariku indah, dan berwarna, menurutku pada masa itu.
 *****
       Teng..teng..teng.. loncengpun berbunyi tanda pelajaran telah berakhir disekolah pada hari itu, dan saat ku keluar dari gerbang sekolah, ku terkejut saat melihat Putra duduk dimotor yang diparkir didepan gerbang, seakan sedang menunggu sesuatu, dan saat itu Putra memanggilku, “Hey Ana kesini deh” , “ Eh Putra, ada apa” Jawabku sambil menghampiri, “ Mau ga pulang bareng Putra” Ajaknya, “ hhmm tumben neh baik, hehehe, okelah” jawabku.
        Dan ketika dijalan  tiba-tiba motornya berhenti disebuah taman, akupun menjadi bingung  dan diapun mulai berucap, “ Ana sebenarnya aku sudah lama memendam rasa ini, aku ingin kamu mengetahuinya, sebenarnya aku suka padamu, aku ga mau pacaran ko, aku Cuma ingin tahu apakah kamu merasakan hal yang sama denganku” , “ Hhmm sebenarnya aku juga merasakan hal yang sama seperti kamu” jawabku dengan wajah tersipu malu, “ , aku senang mendengar ini”, ujarnya, “ Iya
JBeneran Na, syukurlah  Putra, tapi kita ga perlu pacaran ya, cukup sahabatan aja”  kataku, dan , dan mengantarkanku pulangJdia hanya mengangguk sambil tersenyum  kerumah, “Makasih ya, udah mau nganterin sampai rumah” ucapku sambil tersenyum, “ Iya sama-sama” jawabnya, lalu ia pun menyalakan motor dan berbalik arah tuk pulang, setelah itu kulewati hariku dengan berbagi cerita denganya.

       Tidak terasa waktu cepat berlalu, ketika itu ku naik kekelas 3 SMA,  dan saat itu pula aku dan dia memutuskan untuk menjauh, itu dikarenakan Ayah Putra mengira kita berpacaran dan menyuruhnya untuk menjauhiku, supaya Putra bisa serius belajar, begitupun aku, Ibuku menyuruhku untuk tidak terlalu dekat dengan laki-laki, dan karena itulah aku dan dia memutuskan untuk tidak berhubungan kembali, dan karena hal itu pula kutulis sebuah puisi yang kini kutemukan digudang, meski itu membuatku sedih namun itu harus dilakukan, karena masa depan itu lebih penting.
                                                            ****
      Setelah itu hari-hariku terasa hampa dan ku selalu merasa kesepian meski banyak temanku disekolah, namun itu tidak berlangsung lama, karena lima sahabatku disekolah yang selalu menghiburku dan memberikan senyuman dihari-hariku, mereka adalah  Ani, Nur, Syifa, Fitri dan Hana, kitapun berbagi keceriaan bersama .

      Tidak terasa waktu kelulusanpun tiba  hatiku sangat bahagia setelah kutahu kululus dengan hasil yang memuaskan, dan masuk  keperguruan tinggi Negri di Yogyakarta, dan yang lebih membahagiakan  lagi lima sahabatku juga masuk Universitas yang sama denganku meski dengan jurusan yang berbeda, Ani mengambil jurusan farmasi,  fitri mengambil jurusan sastra arab, Hana mengambil  jurusan kesenian, Fitri mengambil jurusan Mipa, Nur mengambil jurusan kedokteran dan aku sendiri mengambil jurusan psikologi, dan saat itu kita memutuskan untuk tinggal ditempat kos yang sama selama kuliah disana. Kita sudah seperti saudara, meski kita ber enam mempunyai kesibukan masing-masing tapi kita tetap meluangkan waktu tuk sekedar makan bersama diruang makan  sambil berbincang-bincang .
                                                                ****
       Dan empat tahunpun berlalu , tibalah saat kelulusan setelah kubuat skripsi dan melakukan sidang  diakhir semester, kudapatkan gelar S1 psikologi, dan sahabat-sahabatkupun mendapatkan gelar yang mereka harapkan. Rasa bahagiapun menyelimuti hatiku pada saat itu karena ku merasa kerja kerasku selama ini akhirnya  membuahkan hasil.

        Setelah kudapatkan gelar S1  psikologi, kumulai membuka praktik didaerah dekat rumahku, beberapa hari  setelah kubuka praktik, tiba-tiba seorang laki-laki mengenakan kemeja lengkap dengan dasi datang ketempat praktik ku untuk meminta saran mengenai masalah yang ia alami,  berawal ketika ku dengar suara ketukan pintu dari luar,” tok..tok..tok..” dan kusuruh asistenku untuk membuka pintu dan menyuruhnya masuk, lalu laki-laki itupun masuk kedalam, “ Silahkan duduk pak. ada yang bisa saya bantu” ucapku, “ Iya , Saya ingin menceritakan masa laluku yang membuat kebahagiaanku terasa tidak lengkap, meski saya telah memiliki harta yang cukup banyak” kata laki-laki itu. “mengapa anda merasa seperti itu?” tanyaku, “ Itu karena  dulu ketika saya SMA saya telah kehilangan wanita yang saya cintai”, ujarnya. “ Lalu mengapa anda datang kesini?”, Tanyaku, “ karena Saya bingung harus menceritakan pada siapa tentang masalah ini, saya malu bila harus menceritakan ini pada teman saya, jadi saya memutuskan untuk datang ke Psikolog, karena hal ini telah membuat saya menjadi  bersikap dingin terhadap wanita,saya takut orang lain mengira saya pencinta sesama jenis, jadi bagaimana menurut anda?” ujarnya . “ Sebelum saya memberikan solusi dapatkah anda menceritakan secara rinci tentang masa lalu anda yang  membuat anda seperti ini! “ pintaku.

     Lalu diapun menceritakan tentang masa lalunya, namun ketika ia bercerita sejenak ku terdiam dan kuteringat masa ketika aku SMA, lalu ditengah ceritanya aku bertanya “Siapakah nama wanita itu?” tanyaku. “Dia bernama Ana”,jawabnya,  akupun terkejut ketika tahu nama wanita itu sama dengan namaku, “Kalau boleh  tahu  ketika SMA anda bersekolah dimana ? tanyaku lagi, “ Di SMA Nusa Bangsa, emang kenapa ya?, ucapnya dengan wajah yang heran, akupun semakin terkejut mengetahui hal itu,” Oh iya maaf siapa nama bapak?” tanyaku, “ Oh iya saya lupa memperkenalkan diri nama saya Muhamad Putra Muzakinur, anda bisa  memanggil saya Putra” ucap lelaki itu, “ Ya ampun Putra” ucapku dengan wajah kaget, “Loh ko anda kaget gitu sih” ucapnya dengan penuh keheranan. “ Aku Ana Put, teman SMA yang kamu ceritain tadi” ucapku, “Haah, Ya Tuhan, ternyata dari tadi aku bercerita dengan sahabat SMA ku itu keorangnya langsung”  ucapnya dengan wajah terkejut, “Iya Putra, ga nyangka ya kita bakalan bertemu lagi, sekarang kamu bekerja sebagai apa Putra?”,tanyaku , kini aku bekerja sebagai arsitek dan aku juga membuka beberapa cabang restaurant siap saji” ujarnya, “ wah hebat ya sekarang kamu sudah menjadi sukses” ucapku dengan penuh kagum. “kamu juga hebat sekarang jadi psikolog, itukan cita-cita kamu dulu”ucapnya “Alhamdulilah” jawabku sambil tersenyum. Lalu aku dan dia berbincang-bincang mengenai masa lalu kita, dan seiring berjalannya waktu akupun semakin dekat dengan dia, hingga pada hari  ulang tahunku yang ke 22 tahun dia dan keluarganya datang kerumah untuk melamarku, dengan senyum bahagia akupun menerima tawaran itu. Dan pada saat itu menurutku dialah kado terindah yang Tuhan kirim untukku.

           Dan akhirnya beberapa bulan kemudian pesta pernikahanpun diselenggarakan, dan kini aku telah resmi menjadi istrinya, ternyata masa laluku mengajarkanku bahwa jodoh itu telah ada yang mengatur, lebih baik memikirkan masa depan dan menomor duakan masalah perasaan  demi sebuah cita-cita dimasa depan. Dan kini aku mendapatkan buah dari kerja kerasku, yaitu sebuah kebahagiaan    

Cerpen Motivasi : Kenangan dibalik Keberhasilan

No comments:

Post a Comment

 
back to top //PART 2