Wednesday, September 26, 2012

Cerpen "SEPUCUK SURAT MERAH MUDA"


Karya Dwi Hartini Nur


Kemunafikan dunia. Aku merasa telah masuk dalam perangkap kemunafikan dunia yang semakin merajalela dan menyerang kehidupanku, kehidupan yang begitu kelam dan kelabu. Setiap langkah kakiku yang gontai bagai menggambarkan kerapuhan jiwaku saat ini. Kehidupan yang aku fikir sangat menyenangkan dan menghibur ternyata berbalik menjadi kehidupan yang ricuh dan mengherankan bin mengejutkan. Hidup dengan kemunafikan dunia, hal terbodoh yang telah kurasakan saat ini. Hidup ini terlalu singkat untuk aku habiskan dengan pemberontakan kehidupan yang tidak pernah aku bayangkan. Setiap hari hanya menyaksikan kemarahan mama, ejekan adik dan kakak, semburan nasihat dari papa yang sekaligus memarahiku. Aku bosan hidup seperti ini. Dunia kehidupanku bagai tak berputar. Aku merasa seperti budak yang tidak pernah lepas dari penyiksaan.


Siksaan batin yang kualami tidak dapat lagi kuhitung dengan jemariku. Siksaan itu telah merajalela dan menyebar dalam hidupku. Sampai aku merasa aku telah berada dalam neraka jahiliah. Tempat yang menyeramkan nan menakutkan. Tempat di mana segala siksaan bertubi-tubi tanpa ampun dilakukan di tempat ini. Seharusnya rumah itu menjadi istana bagiku bukan menjadi neraka untukku. Aku merasa iri pada semua teman-temanku yang mempunyai kehidupan yang jauh lebih baik dari kehidupanku saat ini. Mereka selalu kelebihan kasih sayang dari kedua orang tua mereka. Sedang aku, kelebihan ocehan dan kemarahan dari mama. Setiap pagi, siang, sore, malam hingga pagi kembali datang, kupingku hanya mendengar teriakan dan jerit kemarahan dari mama.

Akupun mencoba keluar dari rumah dan duduk di bawah pohon yang rindang. Sambil merenungi nasibku yang kian malang, aku mulai berkhayal terbang di atas langit, bermain dengan gumpalan awan dan tertawa dengan udara. Aku merileksasikan diriku dari siksaan batin ini. Belum sampai hitungan jam, jeritan mama kembali menerkam kupingku. Mama kembali marah atas kesalahanku yang terbilang tidak begitu besar. Aku hanya lupa membersihkan kamarnya. Hanya itu, tapi kemarahan mama bagaikan halilintar yang menyambarku di siang bolong.

Akupun membereskan kamar tidur mama. Lalu, mengambil air wudhu dan bergegas sholat Ashar. Dalam kekhusyukan sholatku, aku berdo’a “Ya Tuhan, berikanlah hamba setitik kebahagiaan. Setitik saja. Hamba hanya ingin mendapatkan sedikit kebahagiaan dari banyaknya kebahagiaan yang engkau miliki, ya Allah. Hamba ingin Mama menyayangi hamba seperti beliau menyayangi saudara-saudara hamba yang lain. Hamba ingin memeluk surga di bawah telapak kakinya. Hamba hanya ingin kebahagiaan dan kasih sayang darinya. Ya Tuhan, tolong beritahu Mama bahwa aku sangat menyayanginya, Ya Tuhan” akupun bergegas melipat peralatan sholatku dengan rapi.

Hari ini, tepat tanggal 22 Desember. Hari kelahiranku, hari kebangkitanku dan hari kebebasanku menikmati dunia setelah 9 bulan lamanya terkurung dalam rahim Mama. Aku berharap hari ini ada senyuman di bibir Mama untukku. Aku merindukan senyuman Mama yang hampir telah pudar dari penglihatanku. Aku mulai keluar dari kamar dan duduk di ruang keluarga, tempat mama biasa menghabiskan waktunya. Tak lama kemudian, mama keluar dari kamarnya dan mama hanya melihatku sekilas, sekilas saja lalu pergi ke kamar kakak. Aku yang telah duduk di tempat itu seperti terkecoh, aku yang berharap penuh Mama mengucapkan kalimat “Happy Birthday, Baby” tiba-tiba lesu tak berdaya. Aku rapuh saat itu juga. Tak terasa tetesan air mata jatuh membasahi pipiku. Aku tak kuat menahan perihnya hatiku. Mamaku yang sangat aku sayang, melupakan hari ulang tahunku. Betapa sakitnya hatiku. Bagaikan tertusuk benalu. Akupun mengurung diri di kamar seharian. Dan aku menulis sepucuk surat untuk mama.

Bulukumba, 22 Desember 2011
Untuk Mama tercinta

Selamat hari Ibu, Ma
Kalimat ini aku jadikan salam untuk membuka suratku ini untuk mama karena hari ini adalah hari Ibu, sekaligus hari ulang tahunku, Ma. Mungkin hari ulang tahunku tidak begitu penting bagi Mama, aku sadar itu, Ma. Namun, biarkanlah aku mendengarkan ucapan “Happy Birthday” dari bibir Mama, kali ini saja. Aku merindukan senyuman lebar Mama yang semakin lama kian memudar dari penglihatanku. Aku merindukan Mama yang dulu. Ma, aku tahu aku bukanlah anak yang sempurna di mata Mama. Tapi biarkanlah aku juga menikmati sejuknya kasih sayang dari Mama. Biarkanlah aku bersujud di hadapanmu dan meminta maaf kepadamu, sekali saja. Lalu aku akan pergi jauh dari kehidupanmu, Ma. Aku janji itu. Aku hanya ingin mencium surgamu, telapak kakimu yang bersinar itu.
Ma, jika esok aku telah tiada, aku mohon, lantunkanlah sebuah do’a untukku agar perjalananku ke surga dapat di mudahkan oleh Tuhan. Hanya itu pintaku Ma. Dan aku akhiri suratku ini dengan ucapan “Happy Mother’s Day, Mom. I will always love you. Now and ever”

Salam, anakmu

“DITA”

Setelah suratku aku tulis di atas selembar kertas berwarna merah muda, seketika penyakit jantungku pun kambuh. Penyakit jantungku pun merenggut nyawaku. Dan, akupun meninggal dalam keadaan yang teramat sedih karena tidak dapat melihat senyuman dari mama untuk yang terakhir kalinya.

PROFIL PENULIS
Nama Lengkap : Dwi Hartini Nur
Nama Panggilan : Wiwi
Tempat, tanggal lahir : Bulukumba, 22 Desember 1996
Alamat : Jl. Matahari, Bulkumba, Sulawesi Selatan
Alamat Facebook : Ade'dwhieta ZiiCweneon Inginkandzhbat (WHydii)
Alamat twitter : @Why_whiek



Monday, September 24, 2012

10 ilmuan dan kegilaannya


Mereka dikenal karena otaknya genius, temuannya yang berpengaruh pada dunia. Selain itu mereka juga populer karena nyentrik, agak gila, dan penuh kontroversi. Siapa sajakah mereka? Berikut 10 ilmuwan paling gila menurut missetx.com

1. Albert Einstein
Parodi kartun dan komik tentang Einstein banyak dibuat hingga masa kini. Mulai dari rambutnya yang amburadul atau ekspresi wajahnya yang dibuat “melet” atau teorinya sekalipun. Tak bisa dibantah penemu teori relativitas ini sudah jadi selebriti dunia sains. Namanya bahkan identik dengan kata genius dan gila itu sendiri.

2. Leonardo da Vinci


Menyusul popularitas Einstein adalah Leonardo da Vinci. Novel Da Vinci Code, tokoh komik, isu bahwa ia gay adalah bukti bahwa seniman dan ilmuwan Italia ini memang sangat terkenal. Ia juga diketahui sangat nyentrik. Peninggalannya berupa tumpukan buku sketsa, aneka aplikasi teknologi, mesin, tetap abadi sepanjang masa.

3. Nikola Tesla

Kalau yang ini, namanya sempat dikenal sebagai sebuah kelompok musik rock. Sebenarnya sesuai, sebab penemu radio nirkabel dan generator AC inilah yang memulai era elektrik di akhir abad ke-19 dan awal abad 20. Tesla dianggap gila sebab berani mendemonstrasikan bagaimana ia memakai tubuhnya sebagai konduktor listrik.

4. James Lovelock

Dikenal sebagai ilmuwan berwawasan lingkungan dan penemu hipotesa Gaia. Konsep perubahan iklim yang kini diributkan banyak orang sudah diusungnya sejak beberapa dekade silam. Lelaki kelahiran 1919 ini pernah memprediksikan bahwa tahun 2100 akan terjadi kematian massal terhadap 80 persen umat manusia. Wow! Akan terbukti jugakah?

5. Jack Parsons

Jack Parsons dikenal sebagai salah satu pendiri Jet Propulsion Laboratory. Tapi sesungguhnya ia juga sibuk berlatih sulap dan menyebut dirinya Antikris. Ia tidak pernah mengenyam pendidikan formal tapi mampu mengembangkan bahan bakar roket dan sukses mengantarkan Amerika Serikat ke angkasa pada Perang Dunia II. Tragisnya, Parsons menembak dirinya sendiri sampai mati di laboratoriumnya tahun 1952.

6. Richard Feynman

Ia adalah bagian dari tim genius pengembang bom atom. Feynman menjadi salah satu ilmuwan terpenting di akhir abad ke-20. Selain dikenal sebagai profesor, ia juga suka mengeksplorasi musik, alam dan mempelajari hiroglif suku Maya.

7. Freeman Dyson

Tahun 1960, Dyson menelurkan ide bahwa di masa depan manusia harus mendesain cangkang buatan yang dinamakan Dyson Sphere. Cangkang ini akan mengelilingi sistem tata surya dan menggunakan energi matahari secara maksimum. Saat itu ia dianggap sebagai pemimpi fiksi ilmiah. Ia juga yakin adanya kehidupan di planet lain. Menurutnya manusia akan berinteraksi dengan mahluk angkasa luar dalam beberapa dekade mendatang.

8. Robert Oppenheimer

Dijuluki sebagai bapak bom atom, lelaki kelahiran 1904 ini juga memiliki pandangan politik sosialis. Ia punya ketertarikan khusus pada kultur Hindu dan bahasa Sansekerta dan Belanda. Oppie, begitu pangilan akrabnya, senang mengutip kitab Bhagavad Gita.

9. Wernher von Braun

Di usia 12 tahun, Braun meledakkan gudang mainannya dengan kembang api. Dari situlah muncul ide mengembangkan roket. Akhirnya ia ditunjuk sebagai pempimpin program roket oleh Hitler. Ternyata ia juga meminati eksplorasi bulan dan antariksa. Di sela waktu luangnya Braun juga senang membaca filsafat dan sesekali bermain scuba diving.

10. Johann Konrad Dippel

Lahir dan besar di kastil Frankenstein, Jerman, Dippel dikenal sebagai penemu bahan kimia sintetis bernama Prussian Blue. Ia mengklaim pernah menciptakan cairan hidup abadi. Kabarnya, percobaannya itu terinspirasi oleh karakter yangs esuai dengan nama kastil tempat ia lahir, Franskenstein.

Tuesday, September 18, 2012

Cerpen "PACARKU ADA LIMA"

Cerpen Dewi Lestari

Merayap pelan di Jalan Katamso, Jakarta, saat jam bubar sekolah merupakan pelatihan observasi yang baik. Seolah mengamati dunia dalam mikroskop, kecepatan lambat memungkinkan kita menangkap dengan detail jalanan yang berlubang, trotoar yang hancur, angkot yang mengulur waktu untuk menelan penumpang sebanyak-banyaknya, pedagang kaki lima yang bersesak memepet jalan aspal, dan manusia... lautan manusia.

Di balik kerumunan atap rumah, menyembul matahari yang membola sempurna. Oranye. Mata saya seketika melengak ke atas, sejenak meninggalkan pemandangan Jalan Katamso yang menguji kesabaran mental. Langit berwarna-warni khas senja. Campur aduk antara kelabu, biru, ungu, merah jambu, jingga. Seketika saya bersua dengan sebuah rasa tak bernama. Kemurnian, barangkali deskripsi paling mendekati. Banyak hal yang membuat kita jatuh cinta pada hidup. Berkali-kali. Tak akan terukur dan tertakar akal mengapa kita jutaan kali mati dan lahir, seolah tak berakhir. Sesuatu dalam mortalitas ini mengundang kita untuk kembali, dan kembali lagi. Sesuatu dalam dunia materi, jasad, partikel, mengundang jiwa kita menjemput tubuh untuk ditumpangi dan kembali mengalami.

Dalam keadaan mabuk asmara, kita akan merasa lahir untuk seseorang yang kita cinta. Dalam keadaan terinspirasi, kita merasa lahir untuk berkarya dan mencipta. Seorang ibu, dalam puncak kebahagiaannya, akan merasa lahir untuk melahirkan buah hatinya. Untuk beragam alasan, kita jatuh hati pada hidup dan kehidupan. Cinta yang barangkali juga datang dan pergi sesuai dengan situasi yang terus berganti. Langit senja di jalanan macet ini menggerakkan saya untuk menelusuri cinta yang nyaris tak terganti, yang meski hidup sedang busuk dan menyebalkan, saya tahu kemurnian ini selalu menyertai jiwa saya. Untuk hal-hal inilah jiwa saya tergoda untuk kembali, dan kembali. Atau, minimal, hal-hal ini menjadi jaminan penghiburan jiwa saya selagi menjalani berbagai peran dan ragam drama yang harus dimainkan dalam hidup.

Dan inilah daftar tersebut, dalam susunan acak: Langit senja. Tertawa. Minum air putih. Suara hujan. Bergandengan tangan. Dalam kelima hal itu, ada kemurnian yang selalu menjemput jiwa saya untuk sejenak bersuaka. Riak dan gelombang boleh turun dan pasang, pasangan saya boleh berganti, sehat-sakit-susahsenang boleh bergilir ambil posisi, tapi ada keindahan yang bergeming saat saya masih diizinkan untuk menatap langit senja, untuk tertawa lepas, untuk mengalirkan air putih segar lewat tenggorokan, untuk mendengar derai hujan yang beradu dengan bumi, untuk merasakan hangat kulit manusia lain lewat genggaman. Sederhana memang, sama halnya dengan semua penelusuran pelik yang biasanya berakhir pada penjelasan sederhana. Sungguh saya tergoda berkata, kelima hal itu adalah kekasih saya sesungguhnya. Pacar-pacar gelap tapi tetap, yang dicumbu jiwa saya saat menjalin kasih dengan dunia materi dan sensasi ini. Bahkan kemacetan bubar sekolah di Jalan Katamso yang sempit tak mampu membendung cinta ini.
 
back to top //PART 2